Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2013

Puisi: Perahu Kertasku

Perahu Kertasku Siska Fajarrany Aku terombang ambing di derasnya samudra Perahu kertasku berada di tengah lautan Sepi, dingin, resah dan tak tau arah Aku tersesat dalam sebuah perjalanan Perahu kertasku ingin kembali Namun, perasaan ini tak mau kembali Perasaan ini ingin terus melaju Membawa perahu kertasku maju Maju dan mencapai titik tujuan Aku terlanjur jauh Dan tak mungkin memutar arah Pintu telah tertutup Dan tak bisa ku buka Aku sangat ingin melaju kembali Namun keadaan membuatku terhenti Tuhan, apa ini takdirku? Kemana aku harus pergi? Aku sangat ingin menuju titik tujuan itu Yang menurutku adalah titik kebahagiaan Aku yakin itu adalah kebahagiaan di masa depan Matanya terpancar pelangi ketenangan Senyumnya membuat hasratku tenggelam ke dalam cintanya Dia sumber kebahagiaanku Dia titik kebahagiaanku berada Tuhan. bantulah aku untuk terus melaju Bantu perahu kertasku menuju titik itu Tuntunlah aku menuju jalanMu Tuhan Dampingilah aku untuk melawa

Cerpen: Antara Cinta Retha dan Bayu

CERPEN : Antara Cinta Retha dan Bayu S eperti biasa, sepulang kuliah, aku langsung besiap-siap untuk pergi   menuju tempat kerjaku. Inilah kegiatanku sehari-hari. Menjadi seorang penyiar radio, ya lumayanlah buat nambah-nambah penghasilan Ibu yang merupakan tukang jahit di rumah. Aku hanya bisa menerima kenyataan ini, hidup bersama Ibu tukang jahit dan adik angkat perempuanku yang masih kelas satu SMP, serta tanpa hadirnya seorang Ayah. Ibu tidak pernah menceritakan tentang Ayah, aku tak berani menanyakan tentang Ayah pada Ibu. Ibu hanya bilang Ayah sudah tidak ada dan Beliau bernama   Bambang. Entahlah parasnya seperti apa, namun aku yakin Ayah adalah sosok yang sangat berbudi luhur! Ya! Aku sangat yakin itu! Kadang aku marah pada Tuhan, mengapa aku tidak boleh bertemu dengan Ayahku. Namun setelah kedatangan Adik angkatku, semuanya berubah. Aku menganggap Sarah adalah adik kandungku. Percaya atau tidak, Sarah itu anak majikan Ibuku, sewaktu Ibu bekerja menjadi pembantu. Namun sua