Langsung ke konten utama

Puisi: Menunda atau Tertunda

-Siska Fajarrany-

Dia terlalu lemah untuk melepaskan
Tetap bertahan meski nampak semu
Sebagai pajangan hati kala sepi
Bahkan penghibur kala luka menghampiri

Dai terlalu takut untuk menjauh
Takut kehilangan harapan indah
Tak mau semuanya lenyap tak berbekas
Tersapu tak berbangkai tak membekas

Dia terlalu cinta untuk menghilang
Menatap meski tak lagi ditatap dalam kenang
Teguh bertahan merindu titik temu
Menyemogakan kepastian semu

Apakah cinta bisa dijadikan alasan?
Alasan untuk tetap bertahan dan berjuang
Dia masih tetap menunggu rembulan menjulang
Berulang kali menunda atau tertunda untuk pulang

Komentar

  1. Kamu ga bisa ngontrol hati kamu dan berhenti menyukai seseorang kan? Coba pikirin. Dan ada yg perlu kamu tau, sebelum kau memikirkannya pake kepala kamu, hati kamu udah lebih dulu tau.

    BalasHapus
  2. Hha itu cuma curahan dari semua orang yang tertunda atau menunda untuk pergi dan angkat kaki aja. Gak ada maksud apa-apa kok wkwk

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Singkat: Kuliah di Jurusan Manajemen Universitas Siliwangi

Hai selamat pagi/siang/sore untuk semua pembaca dimanapun kalian berada. Kali ini siska mau berbagi cerita atau lebih tepatnya infromasi tentang kuliah di Jurusan Manajemen Universitas Siliwangi. Sekadar pengenalan dulu ya, saya Siska mahasiswa jurusan Manajemen Universitas Siliwangi semester 8 (tingkat akhir yang sedang berjuang dengan skripsi) yang punya hobi nulis. So daripada blog pribadi ini hanya berisi puisi-puisi receh dan so puitis wkwk lebih baik dimanfaatkan dengan konten yang lebih berfaedah.  Sebelumnya gak pernah sedikiptun terpikir buat mengaktifkan kembali blog ini. Niat awal pas buat blog ini, murni cuma buat iseng-iseng aja yang berakhir dengan puisi-puisi galau dan beberap konten lainnya. Blog ini sempat ramai dan aktif pada masanya saja wkwk. Dan pas mulai mau masuk kuliah, blog ini tidak terawat karena konsen ngurus website pers kampus. Jadi ya begitulah wkwk.  Review singkat ini sebenarnya berawal dari tulisanku di intipjurusan atau bisa dicek di link h

Info Kuliner Tasikmalaya: Tutug Oncom (TO) Benhil Rajanya TO Tasikmalaya

Nasi TO Benhil Tasikmalaya di Jalan Dadaha dengan harga Rp. 7.000,- dengan 2 gorengan. (20 Oktober 2017. Sumber Foto: FajKus) Tutug Oncom atau yang lebih dikenal TO menjadi ciri khas kuliner sunda. Bagi kalian pecinta kuliner sunda, pasti sudah tidak asing lagi dengan TO. Di kota Santri Tasikmalaya, dapat dengan mudah menemukan warung nasi TO. Berbagai sajian dengan citra rasa yang berbeda-beda pada setiap warung nasi TO di Tasikmalaya. TO menjadi salah satu pilihan santapan sarapan, makan siang bahkan makan malam. Selain harganya yang bersahabat, campuran nasi dengan oncom menjadi salah satu alternative apabila merasa bosan mengkonsumsi nasi putih. Tak lengkap jika nasi TO tidak dipadukan dengan sambal. Setiap warung nasi TO, memiliki khas dari sambalnya. Ada yang memakai sambal terasi, sambal ijo sampai sambal tomat. Gorengan juga menjadi salah satu pelengkap menyantap TO, tentunya dengan gorengan (bala-bala, gehu, tempe terigu) yang masih hangat. Persaingan usaha n

Tanpa Judul

Apakah salah jika aku hanya ingin berdialog denganmu? Sekejap memandang makna matamu. Bersandar dibahumu yang kokoh dan tak pernah rapuh. Kini, aku rapuh dan meredup. Aku bersinar namun kembali diredupkan. Aku terlalu naif untuk memohon padamu. Engkau yang selalu hidup dalam setiap karyaku. Tak ada yang berubah dari awal hingga saat ini. Namun waktu menuntut diriku untuk menjauh. Karena apa? Noda cinta yang tertoreh tak terobati lagi. Mungkin ini yang dinamakan ketulusan. Tuhan menganugerahkan ketulusan pada cintaku. Kau tahu, seburuk apapun kamu, air laut tetaplah asin. Namun sampah telah merubah rasa air asin. Namun kaki sejenak menoleh, tak pernah nampak ketulusan pada dirimu. Aku tak sedikitpun menemukan ketulusan dalam setiap tatapan matamu. Ini bukan perkara yang mudah. Ini teramat sulit, melebihi soal-soal SBMPTN yang sedang ditakuti banyak pihak. Aku ingin terus memelukmu dan mendengar keluh kesahmu. Namun kini keadaan tak memungkinkan hal itu terjadi. Lebih baik kule